Kadipaten Pakualaman adalah sebuah wilayah khusus di Yogyakarta yang didirikan pada 22 Juni 1812. Pendirinya adalah Pangeran Notokusumo, yang kemudian dikenal sebagai Paku Alam I. Meskipun kecil, Kadipaten Pakualaman punya pemerintahan sendiri di dalam Kesultanan. Wilayah Pakualaman meliputi sebagian Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo.
Penguasa Kadipaten Pakualaman bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam, atau K.G.P.A.A. Paku Alam. Mulai 7 Januari 2016, tahta Kadipaten Pakualaman dipegang oleh K.G.P.A.A. Paku Alam X. Pura Pakualaman selain menjadi kediaman raja juga diperuntukkan sebagai pusat kegiatan budaya dan menyimpan banyak benda bersejarah.
Pakualaman terkenal karena perannya dalam menjaga budaya Jawa, antara lain tarian, karawitan, batik, serta menyimpan banyak naskah kuno. Selain itu, Pakualaman juga peduli pada pendidikan. Sejak masa kolonial, banyak bangsawan dari dinasti Pakualaman yang dikirim ke Belanda untuk mendapat pendidikan. Kemudian, sepulangnya dari Belanda para bangsawan menerapkan ilmu modern yang diperoleh, namun tetap mempertahankan nilai- nilai Jawa yang ada.
Setelah Indonesia merdeka, Pakualaman tetap diakui sebagai bagian penting dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemimpin Pakualaman juga ikut membantu mengatur Yogyakarta bersama dengan Sultan. Sampai sekarang, Kadipaten Pakualaman masih ada dan tetap menjalankan perannya dalam melestarikan budaya dan membantu pemerintahan di Yogyakarta.
Rekam jejak sejarah Pura Pakualaman dalam seni dan budaya telah terdokumentasi dalam The Gateway of Java Kaping 5.
Unduh booklet The Gateway of Java Kaping 5 dan dapatkan itinerary lengkap untuk menjelajahi 4 entitas budaya dan seni dari Yogyakarta hingga Surakarta.